Insprasi kematian
Pada hakikatnya kematian bukanlah berarti kehidupan yang tamat dan akhir dari segala cerita tentang manusia, justru kematianlah yang mampu “mengabadikan hidup” manusia yang fana, tengok saja para pejuang ,pahlawan,orang –orang besar yang sampai saat ini namanya masih mejadi ikon yang akan selalu dikenang, bisa dikatakan nama mereka akan hidup lebih panjang dari pada (umur)hidup mereka.
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Pepatah tua itu nampaknya cukup mampu mejawab pertanyaan diatas. Tak ada yang mampu mengabadikan” hidup” manusia selain peninggalanya, maka tak heran jika Rosulullah jauh-jauh dari dulu pernah bersabda”manusia yang paling baik adalah yang berbudi baik dan bermanfaat bagi lingkunganya”
Pertama,orang yang berbudi baik namanya akan selalu dikenang sepanjang zaman, minimal oleh anak cucunya, melampui umur yang yang dianugrahkan kepadanya,sebut saja seorang ayah misalnya karena semasa hidupnya telah meberikan banyak kesan baik terhadap putra dan putriya sudah pasti dikelanjutanya kisah itu akan selau diceritakan kepada generasi selanjutnya pada cucu-cucunya, Janganlah kita takut dan meratapi kematian nanti, tapi marilah kita persiapkan dan kita buktikan pada dunia bahwa kematian adalah awal dari di mulainya babak baru sejarah manusia yang akan selalu di ingat-ingat jasa dan perbuatan baiknya, hitunganya dia hidup selama 60-70 tahun tapi namanya akan hidup lebih lama bahkan sampai ratusan dan ribuan tahun lamanya, subhanallah....
Jadikanlah kematian sebagai inspirasi untuk menjadikan hidup lebih hidup, sebuah pernyata’an penggugah semangat, “ ketika kamu dilahirkan maka ketika itu kamu menangis dan orang-orang tertawa melihat kamu,maka jadikanlah nanti ketika kamu meninggal, kamu akan tertawa dan orang-orang akan menangisi kamu”, sebuah harga mati bagi orang-orang yang ketika dalam hidupnya menggunakan waktunya untuk senantiasa berbuat baik pada orang lain maka ketika mereka ditinggalkan mereka akan merasa kehilangan dan menangis dalam kesedihan sedangkan ketika itu kamu tertawa karna memang telah berbuat banyak untuk mereka, sebaliknya orang yang ketika dalam hidupnya itu senantiasa berbuat buruk maka kepergiannyalah yang di nanti-nantikan bahkan di harapkan, na’udzubilah min dzalika.
Pada hakikatnya kematian bukanlah berarti kehidupan yang tamat dan akhir dari segala cerita tentang manusia, justru kematianlah yang mampu “mengabadikan hidup” manusia yang fana, tengok saja para pejuang ,pahlawan,orang –orang besar yang sampai saat ini namanya masih mejadi ikon yang akan selalu dikenang, bisa dikatakan nama mereka akan hidup lebih panjang dari pada (umur)hidup mereka.
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Pepatah tua itu nampaknya cukup mampu mejawab pertanyaan diatas. Tak ada yang mampu mengabadikan” hidup” manusia selain peninggalanya, maka tak heran jika Rosulullah jauh-jauh dari dulu pernah bersabda”manusia yang paling baik adalah yang berbudi baik dan bermanfaat bagi lingkunganya”
Pertama,orang yang berbudi baik namanya akan selalu dikenang sepanjang zaman, minimal oleh anak cucunya, melampui umur yang yang dianugrahkan kepadanya,sebut saja seorang ayah misalnya karena semasa hidupnya telah meberikan banyak kesan baik terhadap putra dan putriya sudah pasti dikelanjutanya kisah itu akan selau diceritakan kepada generasi selanjutnya pada cucu-cucunya, Janganlah kita takut dan meratapi kematian nanti, tapi marilah kita persiapkan dan kita buktikan pada dunia bahwa kematian adalah awal dari di mulainya babak baru sejarah manusia yang akan selalu di ingat-ingat jasa dan perbuatan baiknya, hitunganya dia hidup selama 60-70 tahun tapi namanya akan hidup lebih lama bahkan sampai ratusan dan ribuan tahun lamanya, subhanallah....
Jadikanlah kematian sebagai inspirasi untuk menjadikan hidup lebih hidup, sebuah pernyata’an penggugah semangat, “ ketika kamu dilahirkan maka ketika itu kamu menangis dan orang-orang tertawa melihat kamu,maka jadikanlah nanti ketika kamu meninggal, kamu akan tertawa dan orang-orang akan menangisi kamu”, sebuah harga mati bagi orang-orang yang ketika dalam hidupnya menggunakan waktunya untuk senantiasa berbuat baik pada orang lain maka ketika mereka ditinggalkan mereka akan merasa kehilangan dan menangis dalam kesedihan sedangkan ketika itu kamu tertawa karna memang telah berbuat banyak untuk mereka, sebaliknya orang yang ketika dalam hidupnya itu senantiasa berbuat buruk maka kepergiannyalah yang di nanti-nantikan bahkan di harapkan, na’udzubilah min dzalika.