ILMU DALAM AL-QUR’AN PERSPEKTIF SOSIOLOGIS FISIOLOGIS
Pendahuluan.
Alqur’an adalah sumber dari segala sesuatu yang ada di alam semesta ini baik fisik maupun metafisik segala sesuatu yang talah terdefinisikan maupun yang masih dalam masa pencarian tentang devinisinya, dalam segala sesuatunya juga al-quran dijadikan marojik referensi untuk segala hal, seiring berkembangnya zaman semakin banyak dan besar ayat-ayat al-quran yang terungkap dan menjadi ilmu pengetahuan baru disamping itu pula dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka terjadilah pandangan-pandangan baru pula terhadap sesuatu, termasuk perspektif tentang ilmu sendiri, apa sebenarnya ilmu tersebut dan bagaimana suatu hall itu di namakan dan dikatakan ilmu, al-quran pun akan menyibakkan serta menjelaskan apa ilmu dalam perspektif sosiologis dan filosofis,
Filosofis ilmu
Filsafat adalah pemikiran, sedangkan ilmu adalah ‘kebenaran’. Gampangnya, filsafat ilmu adalah pemikiran tentang kebenaran. Apakah benar itu benar? Kalau itu benar maka berapa kadar kebenarannya.? Apakah ukuran-ukuran kebenaran itu? Di mana otoritas kebenaran itu? Dan apakah kebenaran itu abadi? Tujuan filsafat dan ilmu yakni sama-sama mencari kebenaran. Hanya saja filsafat tidak berhenti pada satu garis kebenaran, tetapi ingin terus mencari kebenaran kedua, ketiga dan seterusnya sampai habis energinya. Sedangkan ilmu kadang sudah merasa cukup puas dengan satu kebenaran dan bila ilmu itu disuntik dengan filsafat alias pemikiran maka ia kan bergerak maju untuk mencari kebenaran yang lain lagi.
Filsafat itu ibarat energi dan ilmu itu umpama mesin listrik. Jika energi dipasok ke turbin mesin, maka mesin akan bekerja menghasilkan setrum yang dipakai untuk menyalakan lampu yang memancarkan cahaya. Filsafat dan ilmu bahu-membahu mengusung kebenaran, namun kebenaran filsafat dan kebenaran ilmu masih tetap saja bersifat relatif sebagai proses yang tidak pernah selesai. Maksudnya, bahwa kebenaran yang didapatkan oleh filsafat dan ilmu tak pernah selesai dan terus berproses dan menjadi, yang dalam hukum dialektika (Thesis, Antithesis, Sinthesis) dan seterusnya sebagai tanda bahwa manusia, pemikirannya dan ciptaannya bersifat relatif. Sedangkan kebenaran itu sendiri identik dengan Pencipta kebenaran. Oleh karena itu, yang maha benar adalah Allah SWT (QS : 34 48 )Dalam filsafat illuminasi, "Tuhan kosmos ini adalah Sumber Cahaya, yang dari-Nya wujud diri yang beradiasi memancarkan suatu cahaya yang menyingkap semua wujud, dan ketika tiada lagi dunia privasi, non-wujud, dan kegelapan bersanding dengan dosa. Menurut epistimologi illuminasi, pengetahuan diperoleh ketika tidak ada rintangan antara keduanya. Dan hanya dengan begitu, subyek mengetahui dapat menangkap esensi obyek.
Akan dijelaskan beberapa aliran yang akan menyibak ilmu menurut hubunganya dengan kebutuhan lahiriah dan batiniah manusia, serta bagaimana aliran-aliran itu menerapkan dalam kehidupan sekaligus mengimplementasikanya.
pembahasan
Aliran konserfatif
Tokoh : imam ghozali,nasiruddin althusi, ibnu aljama’ah, sahnun,ibnu hajar
Aliran konserfatif : ditujukan kepada sebagian orang yang bertekad untuk memelihara hal yang sudah lewat dan meneruskanya contoh : setiap orang kristen seharusnya bersifat konserfatif karena sesungguhnya seluruh gereja dipanggil oleh tuhan untuk memelihara wahyunya sehingga boleh memelihara mandat yang di berikan serta mempertahankan kebenaran.
Pemikiran aliran ini dalam bergumul dengan persoalan pendidikan cenderung bersikap murni keagaman, mereka memaknai ilmu dengan dengan pengertian sempit, yakni hanya mencakup ilmu-ilmu yang dibutuhkan saat sekarang (hidup didunia) yang jelas kelak akan membawa manfa’at di akhirat, penuntut ilmu berkewajiban mengawali belajarnya dengan kitabullah, ia berusaha menghafalkan dan mampu menafsirkannya ulumul qur’an karna itu merupakan induk dari semua ilmu lalu dilanjutkan dengan belajar hadist’ushul,nahwu ,dan shorof, menurut aliran ini ilmu di klasifikasikan menjadi
Ilmu wajib di pelajari oleh setiap individu, dalam artian ilmu agama yaitu yang memang dibutuhkan untuk dapat memperoleh ketenangan batiniah(emosional) sehingga ketenangan lahiriah pun akan mengikutinya
Ilmu wajib kifayah untuk dipelajari yaitu ilmu yang di butuhkan demi tegaknya urusan kehidupan dunia : ilmu kedokteran
Implikasi
Menurut al-ghozali ilmu-ilmu cabang,ilmu alat dan ilmu-ilmu pelengkap termasuk didalamnya filsafat dibagi menjadi empat bidang
Ilmu ukur dan ilmu hitung disiplin ilmu ini diperbolehkan untuk mempelajari dan dilarang hanya bila jelas-jelas membahayakan bagi yang bersangkutan karena dapat mengantarkanya kepada ilmu yang tercela
Ilmu mantiq (logika) yaitu ilmu yang berkenaan dengan dalil (argumentasi) syarat-syarat bentuk berargumentasi dan syarat-syarat,unsur dalam ilmu ini masuk kedalam ilu kalam
Ilmu ketuhanan(teologi) yaitu ilmu yang berisi kajian tentang dzat tuhan
Ilmu kealaman, sebagian ilmu ini bertentangan dengan ilmu syara’agama dan kebenaran inilah bentuk kebodohan dan bukan ilmu pengetahuan, sebagian lainya mengkaji tentang anotomi rincian organ-organ dan perubahan hal ini mirip dengan pandangan dokter,hanya saja dokter ilmu lebih unggul dan lebih di butuhkan
Aliran religius rasional
Tokoh ikhwan alshafa, ikhwan alfarobi, ibnu sina ibnu maskawih
Pemikiran,tidak jauh berbeda dengan pemikiran kelajuan tradisionalis tekstualis (naqliyun) atu konserfatif dalam hal realisasi pendidikan dengan tujuan agamawi, ikhwan alsafa mengakui bahwa semua ilmu dan satra yang tidak mengantarkan pemiliknya menuju consern terhadap akhirat dan tidak memberikan makna sebagai bekal disana maka oleh karna itu demikian hanya akan menjadi bomerang bagi sipemilik kelak di akhirat, ikhwan al shafa merumuskan ilmu sebagai berikut ,” ketahuilah bahwa ilmu adalah gambaran tentang sesuatu yang di ketahui pada benak jiwa orang yang mengetahui
Aliran ini banyak membangun konsep-konsepnya dan pemikiran filsafat yunani dengan pandangan dasar dan orientasi keagaman mereka,objek utama para pengkaji dan membidik pemikiran kelompok ikhwan al safa perngumulan intensifnya dengan rasionalitas yunani dalam berbagai sesi sampai mereka dijuluki pemburu hikmah (filsafat ) yunani di belahan dunia timur beliau mengambil ajaran filsafat yang tidak bertentangan dengan ajaran islam
Implikasi
tampak jelas bahwa mereka berkeinginan kuat agar pola dan sistem mereka menjadi model dan ajuan tranmisi ragam ilmu pengetahuan khususnya dari yunani dan karenanya mereka berusaha serius merkonsisiasi diantara ragam ilmu pengetahuan tadi dengan visi epistimologi islam.
Aliran pragmatis
Tokoh: ibnu kholdun
Pemikiranya meskipun tidak kurang komprehensifnya dibanding kalangan rasionalis, dilihat dari sudut pandang tujuan pendidikan lebih banyak bersifat pragmatis dan lebih berorientasi aplikatif – praktif
Pragmatisme adalah aliran yang menjajarkan bahwa yang benar apa yang membuktikan dirinya sebagai benar apa yang membuktikan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis, aliran ini bersedia segala sesuatu asal saja membawa akibat praktis pengalaman pribadi kebenaran mistis semua bisa diterima sebagai kebenaran dan dasar tindakan asal membawa akibat yang praktis yang bermanfaat dengan demikian patokan prakmatisme adalah manfaat dari hidup praktis
Implikasi
dia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan berdasar tujuan fungsionalnya bukan berdasar nilai subtansi semata dengan hal itu ia membagi ragam ilmu yang perlu dimasukan kedalam kurikulum pendidikan , menjadi dua bagian
• Ilmu ilmu bernilai intrinsik semisal ilmu syari’at (keagaman) : tafsir. Fiqih, kalam , hadits, ontolagy dan teologi dari cabang ilmu fisafat
• Ilmu-ilmu yang bernilai extrinsik-instrumental bagi ilmu-ilmu jenis pertama, misalnya : kebahasa araban, ilmu hitung, dan sejenisnya ,bagi ilmu syar’i.
Berangkat dari orientasi kepraktisan (amaly) ibnu kholdun membolehkan ilmu yang bernilai intrinsik, sebab hal demikian dapat meningkatkan intlektualitas akademik seseorang. Adapun ilmu yang bersifat ekstrinsik-insttrumental tidak boleh di skursus rasional tentang ilmu ini, kecuali bila diletakkan dalam kerangka kegunaan bagi jenis ilmu yang bernilai instrinsik.
Implementasi dalam belajar mengajar
A. Aliran konserfatif
Untuk metode, ia misalnya menggunakan metode mujahadah dan riyadoh. Pendidikan praktek kedisiplinan , pembisasan dan penyajian dalil naqli dan aqli, serta bimbingan dan nasehat, seakan media atau alat digunakan dalam pengajaran beliau menyetujui adanya pujian dan hukuman disamping keharusan menciptakan kondisi yang mendukung terwujudnya akhlak yang mulia.
Mengenai proses pembelajaran , al ghozali mengajukan konsep pengintegrasian antara materi, metode, media atau alat pengajaranya, seluruh komponen tersebut harus di upayakan semaksimal mungkin, sehingga dapat menumbuh kembangkan segala potensi fitrah anak agar nantinya menjadi manusia yang hidup penuh dengan ketamaan
Materi yang ingin disampaikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak baik dalam hal usia,intelegensi maupun minat dan bakatnya. Adapun ilmu yang baik di berikan pada tahap pertama yang diberikan ilmu tentang keagama’an dan syariat, terutama alqur’an.
B. Aliran religius-rasionalis
Menurut ikhwan al shafa, pendidikan merupakan suatu aktivitas yang berhubungan dengan kebijaksanaan. Ibarat seorang raja, peendidikan akan dikatakan bijaksana apabila memberikan pendidikan yang terbaik kepada peserta didik, sebagai bekal bagi dirinya untuk menjadi raja berikutnya.
Disini tujuan pendidikan disamping melatih ketrampilan juga berupaya membekali peserta didik dengan akhlak yang terpuji. Dalam hal ini menuntut ilmu adalah wajib, Kewajiban ini disebabkan karna dengan ilmu pengetahuan manusia akan dapat mendekatkan diri kepada tuhan, mengenal dan beribadah. Oleh karna itu mengajarkan ilmu pada orang lain merupakan kewajiban pula bagi pendidik.
C. Aliran pragmatis
Ibnu kholdun menganjurkan kepada para pendidik agar mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan metode yang baik dan mengetahui faidah yang dipergunakan dan seterusnya. Terhadap peserta didik hendaknya tidak boleh diajar dengan kasar dan dengan makian . bila hal demikian dilakukan maka akan menyebabkan anak menjadi pemalas, pembohong, tidak bisa mandiri, kasar, tidak berakhlak mulia, keras kepala,suka membantah dan lain-lain.
Ibnu kholdun menganjurkan agar pendidik bersifat sopan bijaksana kepada peserta didiknya demikian pula halnya dengan orangtua agar memiliki sikap tersebut dalam menghadapi anaknya hal ini sangat urgan karna orangtua merupakan pendidik yang pertama dan utama dalam upaya pembentukan anak (kepribadian) namun demikian jika dalam keadaan memaksa yang menuntut harusmemukul si anak maka pukulan terserbut tidak boleh lebih dari 3 kali,tidak boleh membahayakan dan lebih di tekankan pada edukasi.
Penutup
Aliran konservatif merupakan AL-muhaafidzun yaitu mempertahankan ajaran yang sudah ada dan terbukti efektif, termasuk dengan mengklasifikasikan ilmu menjadi dua ilmu agama dengan konteks memang kebutuhan mutlak setiap individu untuk memenuhi kebutuhan batin dan lahirnya ilmu dunia yang memang wajib kifayah untuk dipelajari, ilmu ini dipelajari untuk memenuhi kebutuhan dunia dan demi tegaknya masalah dunia misal : ilmu hitung, ilmu kedokteran, ilmu bahasa dan masih banyak lagi lainya.
Aliran religius-rasionalis(Addiini al aqolani) aliran yang menggaris besarkan ilmu pada kebijaksana’an dengan ini mereka selain transfer of knowledge juga menekankan pada pelatian, pembentukan akhlak dan budipekerti. Karna dari situ mereka akan lebih mengenal Tuhan.
Aliran pragmatis (Adzaro’i) mengedepankan pemanfaatan segala sesuatu secara aplikatif dan praktif, yaitu menerima segala kebenaran asal membawa akibat yang praktis dan bermanfa’at.
Daftar Pustaka
Ali Syari’ati, Ummah dan Imamah suatu Tinjauan Sosiologis, (Bandung, Pustaka Hidayah, 1989)
Home >> Jurnal Ilmiah >> Filsafat Ilmu Dalam Perspektif Qur’an
http://drmiftahulhudauin.multiply.com/journal/item/10
Ridla muhammad jawad. Tiga aliran utama teori pendidikan islam perspektif sosiologis filosofis.yogyakarta: tiara wacana ilmu 2002 alih bahasa fauroni judul asli alfikr at tarbawi al islami muqodimat fil ushulih al ijtimaiyati waalaqlaniyati.
Pendahuluan.
Alqur’an adalah sumber dari segala sesuatu yang ada di alam semesta ini baik fisik maupun metafisik segala sesuatu yang talah terdefinisikan maupun yang masih dalam masa pencarian tentang devinisinya, dalam segala sesuatunya juga al-quran dijadikan marojik referensi untuk segala hal, seiring berkembangnya zaman semakin banyak dan besar ayat-ayat al-quran yang terungkap dan menjadi ilmu pengetahuan baru disamping itu pula dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka terjadilah pandangan-pandangan baru pula terhadap sesuatu, termasuk perspektif tentang ilmu sendiri, apa sebenarnya ilmu tersebut dan bagaimana suatu hall itu di namakan dan dikatakan ilmu, al-quran pun akan menyibakkan serta menjelaskan apa ilmu dalam perspektif sosiologis dan filosofis,
Filosofis ilmu
Filsafat adalah pemikiran, sedangkan ilmu adalah ‘kebenaran’. Gampangnya, filsafat ilmu adalah pemikiran tentang kebenaran. Apakah benar itu benar? Kalau itu benar maka berapa kadar kebenarannya.? Apakah ukuran-ukuran kebenaran itu? Di mana otoritas kebenaran itu? Dan apakah kebenaran itu abadi? Tujuan filsafat dan ilmu yakni sama-sama mencari kebenaran. Hanya saja filsafat tidak berhenti pada satu garis kebenaran, tetapi ingin terus mencari kebenaran kedua, ketiga dan seterusnya sampai habis energinya. Sedangkan ilmu kadang sudah merasa cukup puas dengan satu kebenaran dan bila ilmu itu disuntik dengan filsafat alias pemikiran maka ia kan bergerak maju untuk mencari kebenaran yang lain lagi.
Filsafat itu ibarat energi dan ilmu itu umpama mesin listrik. Jika energi dipasok ke turbin mesin, maka mesin akan bekerja menghasilkan setrum yang dipakai untuk menyalakan lampu yang memancarkan cahaya. Filsafat dan ilmu bahu-membahu mengusung kebenaran, namun kebenaran filsafat dan kebenaran ilmu masih tetap saja bersifat relatif sebagai proses yang tidak pernah selesai. Maksudnya, bahwa kebenaran yang didapatkan oleh filsafat dan ilmu tak pernah selesai dan terus berproses dan menjadi, yang dalam hukum dialektika (Thesis, Antithesis, Sinthesis) dan seterusnya sebagai tanda bahwa manusia, pemikirannya dan ciptaannya bersifat relatif. Sedangkan kebenaran itu sendiri identik dengan Pencipta kebenaran. Oleh karena itu, yang maha benar adalah Allah SWT (QS : 34 48 )Dalam filsafat illuminasi, "Tuhan kosmos ini adalah Sumber Cahaya, yang dari-Nya wujud diri yang beradiasi memancarkan suatu cahaya yang menyingkap semua wujud, dan ketika tiada lagi dunia privasi, non-wujud, dan kegelapan bersanding dengan dosa. Menurut epistimologi illuminasi, pengetahuan diperoleh ketika tidak ada rintangan antara keduanya. Dan hanya dengan begitu, subyek mengetahui dapat menangkap esensi obyek.
Akan dijelaskan beberapa aliran yang akan menyibak ilmu menurut hubunganya dengan kebutuhan lahiriah dan batiniah manusia, serta bagaimana aliran-aliran itu menerapkan dalam kehidupan sekaligus mengimplementasikanya.
pembahasan
Aliran konserfatif
Tokoh : imam ghozali,nasiruddin althusi, ibnu aljama’ah, sahnun,ibnu hajar
Aliran konserfatif : ditujukan kepada sebagian orang yang bertekad untuk memelihara hal yang sudah lewat dan meneruskanya contoh : setiap orang kristen seharusnya bersifat konserfatif karena sesungguhnya seluruh gereja dipanggil oleh tuhan untuk memelihara wahyunya sehingga boleh memelihara mandat yang di berikan serta mempertahankan kebenaran.
Pemikiran aliran ini dalam bergumul dengan persoalan pendidikan cenderung bersikap murni keagaman, mereka memaknai ilmu dengan dengan pengertian sempit, yakni hanya mencakup ilmu-ilmu yang dibutuhkan saat sekarang (hidup didunia) yang jelas kelak akan membawa manfa’at di akhirat, penuntut ilmu berkewajiban mengawali belajarnya dengan kitabullah, ia berusaha menghafalkan dan mampu menafsirkannya ulumul qur’an karna itu merupakan induk dari semua ilmu lalu dilanjutkan dengan belajar hadist’ushul,nahwu ,dan shorof, menurut aliran ini ilmu di klasifikasikan menjadi
Ilmu wajib di pelajari oleh setiap individu, dalam artian ilmu agama yaitu yang memang dibutuhkan untuk dapat memperoleh ketenangan batiniah(emosional) sehingga ketenangan lahiriah pun akan mengikutinya
Ilmu wajib kifayah untuk dipelajari yaitu ilmu yang di butuhkan demi tegaknya urusan kehidupan dunia : ilmu kedokteran
Implikasi
Menurut al-ghozali ilmu-ilmu cabang,ilmu alat dan ilmu-ilmu pelengkap termasuk didalamnya filsafat dibagi menjadi empat bidang
Ilmu ukur dan ilmu hitung disiplin ilmu ini diperbolehkan untuk mempelajari dan dilarang hanya bila jelas-jelas membahayakan bagi yang bersangkutan karena dapat mengantarkanya kepada ilmu yang tercela
Ilmu mantiq (logika) yaitu ilmu yang berkenaan dengan dalil (argumentasi) syarat-syarat bentuk berargumentasi dan syarat-syarat,unsur dalam ilmu ini masuk kedalam ilu kalam
Ilmu ketuhanan(teologi) yaitu ilmu yang berisi kajian tentang dzat tuhan
Ilmu kealaman, sebagian ilmu ini bertentangan dengan ilmu syara’agama dan kebenaran inilah bentuk kebodohan dan bukan ilmu pengetahuan, sebagian lainya mengkaji tentang anotomi rincian organ-organ dan perubahan hal ini mirip dengan pandangan dokter,hanya saja dokter ilmu lebih unggul dan lebih di butuhkan
Aliran religius rasional
Tokoh ikhwan alshafa, ikhwan alfarobi, ibnu sina ibnu maskawih
Pemikiran,tidak jauh berbeda dengan pemikiran kelajuan tradisionalis tekstualis (naqliyun) atu konserfatif dalam hal realisasi pendidikan dengan tujuan agamawi, ikhwan alsafa mengakui bahwa semua ilmu dan satra yang tidak mengantarkan pemiliknya menuju consern terhadap akhirat dan tidak memberikan makna sebagai bekal disana maka oleh karna itu demikian hanya akan menjadi bomerang bagi sipemilik kelak di akhirat, ikhwan al shafa merumuskan ilmu sebagai berikut ,” ketahuilah bahwa ilmu adalah gambaran tentang sesuatu yang di ketahui pada benak jiwa orang yang mengetahui
Aliran ini banyak membangun konsep-konsepnya dan pemikiran filsafat yunani dengan pandangan dasar dan orientasi keagaman mereka,objek utama para pengkaji dan membidik pemikiran kelompok ikhwan al safa perngumulan intensifnya dengan rasionalitas yunani dalam berbagai sesi sampai mereka dijuluki pemburu hikmah (filsafat ) yunani di belahan dunia timur beliau mengambil ajaran filsafat yang tidak bertentangan dengan ajaran islam
Implikasi
tampak jelas bahwa mereka berkeinginan kuat agar pola dan sistem mereka menjadi model dan ajuan tranmisi ragam ilmu pengetahuan khususnya dari yunani dan karenanya mereka berusaha serius merkonsisiasi diantara ragam ilmu pengetahuan tadi dengan visi epistimologi islam.
Aliran pragmatis
Tokoh: ibnu kholdun
Pemikiranya meskipun tidak kurang komprehensifnya dibanding kalangan rasionalis, dilihat dari sudut pandang tujuan pendidikan lebih banyak bersifat pragmatis dan lebih berorientasi aplikatif – praktif
Pragmatisme adalah aliran yang menjajarkan bahwa yang benar apa yang membuktikan dirinya sebagai benar apa yang membuktikan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis, aliran ini bersedia segala sesuatu asal saja membawa akibat praktis pengalaman pribadi kebenaran mistis semua bisa diterima sebagai kebenaran dan dasar tindakan asal membawa akibat yang praktis yang bermanfaat dengan demikian patokan prakmatisme adalah manfaat dari hidup praktis
Implikasi
dia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan berdasar tujuan fungsionalnya bukan berdasar nilai subtansi semata dengan hal itu ia membagi ragam ilmu yang perlu dimasukan kedalam kurikulum pendidikan , menjadi dua bagian
• Ilmu ilmu bernilai intrinsik semisal ilmu syari’at (keagaman) : tafsir. Fiqih, kalam , hadits, ontolagy dan teologi dari cabang ilmu fisafat
• Ilmu-ilmu yang bernilai extrinsik-instrumental bagi ilmu-ilmu jenis pertama, misalnya : kebahasa araban, ilmu hitung, dan sejenisnya ,bagi ilmu syar’i.
Berangkat dari orientasi kepraktisan (amaly) ibnu kholdun membolehkan ilmu yang bernilai intrinsik, sebab hal demikian dapat meningkatkan intlektualitas akademik seseorang. Adapun ilmu yang bersifat ekstrinsik-insttrumental tidak boleh di skursus rasional tentang ilmu ini, kecuali bila diletakkan dalam kerangka kegunaan bagi jenis ilmu yang bernilai instrinsik.
Implementasi dalam belajar mengajar
A. Aliran konserfatif
Untuk metode, ia misalnya menggunakan metode mujahadah dan riyadoh. Pendidikan praktek kedisiplinan , pembisasan dan penyajian dalil naqli dan aqli, serta bimbingan dan nasehat, seakan media atau alat digunakan dalam pengajaran beliau menyetujui adanya pujian dan hukuman disamping keharusan menciptakan kondisi yang mendukung terwujudnya akhlak yang mulia.
Mengenai proses pembelajaran , al ghozali mengajukan konsep pengintegrasian antara materi, metode, media atau alat pengajaranya, seluruh komponen tersebut harus di upayakan semaksimal mungkin, sehingga dapat menumbuh kembangkan segala potensi fitrah anak agar nantinya menjadi manusia yang hidup penuh dengan ketamaan
Materi yang ingin disampaikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak baik dalam hal usia,intelegensi maupun minat dan bakatnya. Adapun ilmu yang baik di berikan pada tahap pertama yang diberikan ilmu tentang keagama’an dan syariat, terutama alqur’an.
B. Aliran religius-rasionalis
Menurut ikhwan al shafa, pendidikan merupakan suatu aktivitas yang berhubungan dengan kebijaksanaan. Ibarat seorang raja, peendidikan akan dikatakan bijaksana apabila memberikan pendidikan yang terbaik kepada peserta didik, sebagai bekal bagi dirinya untuk menjadi raja berikutnya.
Disini tujuan pendidikan disamping melatih ketrampilan juga berupaya membekali peserta didik dengan akhlak yang terpuji. Dalam hal ini menuntut ilmu adalah wajib, Kewajiban ini disebabkan karna dengan ilmu pengetahuan manusia akan dapat mendekatkan diri kepada tuhan, mengenal dan beribadah. Oleh karna itu mengajarkan ilmu pada orang lain merupakan kewajiban pula bagi pendidik.
C. Aliran pragmatis
Ibnu kholdun menganjurkan kepada para pendidik agar mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan metode yang baik dan mengetahui faidah yang dipergunakan dan seterusnya. Terhadap peserta didik hendaknya tidak boleh diajar dengan kasar dan dengan makian . bila hal demikian dilakukan maka akan menyebabkan anak menjadi pemalas, pembohong, tidak bisa mandiri, kasar, tidak berakhlak mulia, keras kepala,suka membantah dan lain-lain.
Ibnu kholdun menganjurkan agar pendidik bersifat sopan bijaksana kepada peserta didiknya demikian pula halnya dengan orangtua agar memiliki sikap tersebut dalam menghadapi anaknya hal ini sangat urgan karna orangtua merupakan pendidik yang pertama dan utama dalam upaya pembentukan anak (kepribadian) namun demikian jika dalam keadaan memaksa yang menuntut harusmemukul si anak maka pukulan terserbut tidak boleh lebih dari 3 kali,tidak boleh membahayakan dan lebih di tekankan pada edukasi.
Penutup
Aliran konservatif merupakan AL-muhaafidzun yaitu mempertahankan ajaran yang sudah ada dan terbukti efektif, termasuk dengan mengklasifikasikan ilmu menjadi dua ilmu agama dengan konteks memang kebutuhan mutlak setiap individu untuk memenuhi kebutuhan batin dan lahirnya ilmu dunia yang memang wajib kifayah untuk dipelajari, ilmu ini dipelajari untuk memenuhi kebutuhan dunia dan demi tegaknya masalah dunia misal : ilmu hitung, ilmu kedokteran, ilmu bahasa dan masih banyak lagi lainya.
Aliran religius-rasionalis(Addiini al aqolani) aliran yang menggaris besarkan ilmu pada kebijaksana’an dengan ini mereka selain transfer of knowledge juga menekankan pada pelatian, pembentukan akhlak dan budipekerti. Karna dari situ mereka akan lebih mengenal Tuhan.
Aliran pragmatis (Adzaro’i) mengedepankan pemanfaatan segala sesuatu secara aplikatif dan praktif, yaitu menerima segala kebenaran asal membawa akibat yang praktis dan bermanfa’at.
Daftar Pustaka
Ali Syari’ati, Ummah dan Imamah suatu Tinjauan Sosiologis, (Bandung, Pustaka Hidayah, 1989)
Home >> Jurnal Ilmiah >> Filsafat Ilmu Dalam Perspektif Qur’an
http://drmiftahulhudauin.multiply.com/journal/item/10
Ridla muhammad jawad. Tiga aliran utama teori pendidikan islam perspektif sosiologis filosofis.yogyakarta: tiara wacana ilmu 2002 alih bahasa fauroni judul asli alfikr at tarbawi al islami muqodimat fil ushulih al ijtimaiyati waalaqlaniyati.